Sawahlunto.Jejak Kasus
Pada tanggal 25 /26Juli 2025 – mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Andalas. dengan berbagai jurusan yang ada pada kelompok tesebut, salah satunya jurusan Sastra Minangkabau
Mengadakan program kerja yaitu mengajar BAM pada Sekolah Dasar di Desa Silungkang Tigo. Dengan harapannya dapat mengenal cara beretika yang diterapkan dalam konsep keMinangkabauan dan tujuannya dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menekankan materi tentang cara beretika, dikarenakan pada anak usia Sekolah Dasar dapat terbawa-bawa sikap sopan santun ketika anak tersebut sudah menjajaki dewasa dan berusia lanjut, sesuai dengan pepatah minang yaitu, “nan ketek taraja-raja, nan gadang tabao-bao, nan tuo tarubah tidak, lah mati jadi parangai”.
Pelajaran dilakukan pada Sekolah Dasar seminggu sekali dan dilaksanakan di sekolah SDN 04 yang dijadwal setiap hari Jum’at pada pukul 08:00, bertempat SDN 01, dan SD Muhammadiyah setiap hari Sabtu pada pukul 08:00.
Mengajar terdiri dari tiga orang yaitu satu untuk pengajar, dua diantaranya sebagai dokumentasi kegiatan dan penertiban situasi pada sekolah tersebut. Terkhusus hari Sabtu dibagi menjadi dua kelompok, satu di SDN 01 dan satu lagi di SD Muhammadiyah. Pemaparan materi pada pertemuan pertama yaitu tentang “Sejarah Asal-usul Nama Minangkabau” dan “Langgam Kato nan Ampek”.
Harapannya para siswa/i dapat mengenal konsep bertutur kata dalam kebudayaan Minangkabau dan tujuannya dapat memicu daya Tarik untuk mempelajari lebih lanjut konsep ke-Minangkabau-an yang dipaparkan oleh pengajar. Dengan Sistem mengajar menggunakan sistem ceramah, percakapan timbal balik atau dua arah yang interaktif agar para siswa tidak jenuh untuk mendengarkan pengajar, dan setelah pemaparan materi selesai di uji beberapa siswa/i untuk menjelaskan ulang apa yang sudah dijelaskan oleh pengajar,
Kegunaannya untuk melihat daya ingat dari para siswa/i tersebut.
Pertemuan kedua pada tanggal 1/2 Agustus 2025, pengajar menyampaikan materi yang lebih mendalam dari Minggu pertama yaitu, “Sumbang Duo Baleh”, kenapa mengambil materi Sumbang Duo Baleh?, agar siswa/i tersebut dapat memahami secara rinci tentang beretika diminangkabau sangat mendetail, membahas beberapa diantaranya yaitu, “sumbang duduk, berjalan, kata, diam, tanya, jawab, dan lain-lain.
Pertemuan kedua penagajaran menggunakan Teknik catat pada siswa/i tujuannya agar mengulang-ulang kembali Pelajaran di rumah sesuai dengan pepatah Minang yaitu “lancar kaji dek baulang”. Maksud dari pepatah tersebut yaitu suatu ilmu akan tinggal atau ingat di kepala jika kita sering mengulangnya terus menerus. Harapannya siswa/i tersebut dapat menerapkan secara langsung atau dikemudian hari tentang pemaparan materi yang dibawa oleh pengajar pada kehidupan sehari-hari.
Pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir pada program kerja ini yaitu pada tanggal 08/09 Agustus 2025 pengajar menyampaikan materi yang cukup berbeda dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu, tentang “Mengenal dan Memainkan Permainan Tradisional Sepak Tekong”, permainan Sepak Tekong atau dikenal dengan kucing-kucingan ialah permainan yang hampir mirip dengan permainan Cimancik atau petak umpet, yang membedakan permainan Sepak Tekong dan Cimancik ialah, Sepak Tekong menggunakan tekong (gelas) sebagai media untuk ditendang oleh para siswa/i tersebut, sedangkan permainan Cimancik (Petak Umpet) tidak menggunakan media apapun untuk memainkannya. Tujuannya ialah untuk melatih motorik para siswa/i dikarenakan, pada permainan tersebut beberapa point penting yaitu melatih kelincahan, kekompokan, dan strategi dalam memainkannya, harapannya siswa/i tersebut tidak meluapakan permainan-permainan tradisional Minangkabau salah satunya Sepak Tekong.
Permainan tradisional Minangkabau banyak yang hilang atau lupa dikarenakan goresan perkembangan zaman yang terjadi, banyak anak-anak sekarang kecanduan terhadap telepon genggam dan lebih memilih main di dalam rumah dari pada di luar rumah, sehingga tidak banyak anak-anak sekarang banyak menggunakan kacamata di usia dini lantaran matanya terlalu lama terpapar radiasi dari telepon genggam, sehingga banyak juga dari anak-anak tersebut yang tidak mengetahui permainan tradisional Miangkabau salah satunya Sepak Tekong. Setelah tiga pertemuan yang dilakukan di SDN 01, SDN 04, dan SD Muhammadiyah, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas mendapatkan respon yang baik dari siswa/i Tersebut.
Harapannya mengajar di tiga Sekolah Dasar tersebut memiliki kesan dan memiliki efek jangka panjang yang baik untuk siswa-siswinya.
Siswa/i tersebut cepat menangkap Pelajaran yang di sampaikan oleh pengajar, barangkali diantaran siswa/i berpapasan dengan anggota dari Tim KKN Unand menanyakan materi yang dipelajari dan mereka masih mengingat materi yang disampaikan di hari-hari sebelumnya. amat disayangkan beberapa dari sekolah tersebut tidak ada atau belum ada Pelajaran mengenai Kebudayaan Alam Minangkabau, sehingga reaksi perangkat sekolahnya sangat senang menyambut kedatangan Tim KKN Unand salah satu diantaranya guru-guru serta Kepala Sekolahnya, dan tidak lupa juga siswa/i tersebut menyambut hangat kedatangan dari Tim KKN Unand. Siswa/i tersebut merasa belum siap akan selesainya program mengajar yang dibawa oleh Tim KKN Unand dikarenakan respon dari siswa/i tersebut asik dan menyenangkan.
Kesimpulan dan harapannya Siswa/i tersebut menimbulkan ketertarikan tentang konsep beretika dan mempelajari ke-Minangkabau-an secara mendalam setelah hadirnya Tim KKN Unand pada Sekolah Dasar dengan program kerja Mengajar Budaya Alam Minangkabau (BAM), dan manfaatnya jangka panjang dikarenakan agar tidak hilangnya jati diri kita sebagai orang Minang ke mana pun kita mejajaki kaki kita, meskipun kita di tanah perantauan sekalipun, tidak hilangnya point-point hidup dalam konsep keMinangkabauan, khususnya cara beretika yang sudah dijelaskan di atas dan selalu melestarikan permainan tradisional Minangkabau.
Yanto.Jejak Kasus


Social Header