Rembang Jejakkasus.id Di tengah kondisi keuangan yang sedang tidak stabil, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang justru mengalokasikan anggaran fantastis untuk kegiatan hiburan. Meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 mengalami defisit sebesar Rp263 miliar, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tercatat menganggarkan dana sebesar Rp145 juta untuk satu kegiatan pagelaran seni ketoprak.
Kegiatan tersebut rencananya akan digelar paling lambat 30 hari sejak diterbitkannya dokumen pelaksanaan anggaran. Publik mempertanyakan urgensi pengadaan acara tersebut di tengah kondisi APBD yang terbilang kritis. “Ini bukan soal seni ketopraknya, tapi soal prioritas anggaran. Harusnya pemerintah lebih bijak, apalagi saat ini APBD kita sedang defisit besar,” ujar salah satu warga Rembang, Sutikno, saat ditemui di Pasar Rembang.
Sejumlah pihak menilai, alokasi anggaran sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk memperbaiki fasilitas umum yang lebih mendesak, seperti jalan rusak yang masih banyak ditemukan di berbagai wilayah Rembang. Warga berharap, Pemkab dapat lebih fokus pada kebutuhan infrastruktur dan pelayanan dasar. “Jalan di desa saya masih banyak yang rusak. Harusnya dana itu dialihkan untuk memperbaiki jalan, bukan malah buat event yang tidak mendesak,” kata warga lainnya, Ratna.
Kondisi ini memunculkan kekecewaan di tengah masyarakat, terlebih dengan hadirnya harapan baru terhadap kepemimpinan bupati terpilih. Banyak warga menginginkan perubahan nyata dan pengelolaan anggaran yang lebih transparan dan berpihak kepada kebutuhan rakyat. “Kami berharap bupati baru bisa membawa perubahan. Jangan ulangi kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat,” tambah Sutikno.
Di tengah himpitan defisit anggaran, publik mendesak agar Pemkab Rembang lebih selektif dalam merencanakan pengeluaran. Evaluasi dan efisiensi dinilai sangat penting untuk memastikan setiap rupiah dari APBD digunakan secara tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Nara Sumber : As,at
Kabiro Kudus Ramidi


Social Header