Batang hari, Jejakkasus.Id - Di sebuah Dusun kecil yang terletak di Desa Tebing tinggi, Kecamatan Maro sebo ulu, Kabupaten Batang hari, hiduplah seorang anak bernama Dea Partiwi dari seorang ayah Nama Masyhuri, Ibu Paridah.
Dea partwi yang sehari -hari di panggil Tiwi,usianya baru tiga belas tahun, tapi suaranya—ah, suaranya—seperti angin sore yang membawa damai ke setiap sudut kampung.
Setiap pagi, setelah membantu ibunya memasak, Lila duduk di bawah pohon sawit, bernyanyi. Lagu-lagunya lahir dari hatinya sendiri—tentang rindu, tentang impian, tentang kerinduan akan dunia yang lebih luas dari batas desanya.
Orang-orang desa sering berhenti sejenak untuk mendengarkan Dea bernyanyi
“Suara kamu seperti doa yang melayang ke langit, Dea,” kata Kakek Bijak suatu sore.
Dea hanya tersenyum malu. Ia tahu, di balik suara kecilnya, ada mimpi besar yang bergetar: ingin suatu hari, lagunya didengar dunia. Harapan Dea juga kepada masyarakat sekabupaten Batang hari,Provinsi jambi mengharap apabila menonton yutuobe Dea tolong ,sciribe,dan share." Ungkap Dea.
Malam-malam, saat bulan penuh menggantung di langit, Dea .duduk di beranda, menulis lirik-lirik kecil di kertas bekas.
" Aku lahir di ujung desa
Rumah Panggung, lantai Papan
Tiada harta, tiada mainan
Hanya mimpi yang kupunya"
Dan begitulah kisah ini dimulai: dari suara hati seorang anak desa, yang percaya bahwa lagu sederhana bisa mengubah dunia.
Penulis : #Masyhuri


Social Header